Sukses

Awas, Virus Flu Babi Kebal Obat!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan kemungkinan virus kebal obat akibat penggunaan dini antivirus H1N1 oleh pasien flu babi.

Liputan6.com, Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan akan kemungkinan kebal obat terhadap pasien flu babi yang menggunakan antivirus H1N1 secara dini. Di situs resminya, Jumat (25/9), WHO mengatakan virus flu yang kebal obat telah jarang ditemukan dan tak ada bukti bahwa virus itu menyebar, tapi untuk kasus lebih lanjut hal itu mungkin terjadi.

"Pengalaman ini lebih menegaskan perlunya melindungi keefektifan semua obat ini dengan memperkecil kemunculan dampak kebal obat," kata Badan PBB yang berpusat di Jenewa, Swiss, tersebut seperti dilansir ANTARA.

Menurut WHO, pengalaman di dunia internasional memperlihatkan pentingnya penggunaan tepat waktu oseltamivir, yang dibuat dengan nama Tamiflu oleh Roche Holding dan Gilead Sciences, atau zanamivir, obat hirup yang dibuat dengan nama Relenza oleh GlaxoSmithKline dalam kasus flu babi.

"Pengalaman para staf klinik, termasuk mereka yang telah menangani kasus parah wabah influenza dan pemerintah nasional menyatakan bahwa pemberian tepat waktu semua obat ini menyusul munculnya gejala mengurangi risiko komplikasi dan juga dapat meningkatkan hasil klinis pada pasien dengan penyakit parah," demikian keterangan WHO.

Sebagian besar orang yang terinfeksi wabah influenza hanya menderita gejala ringan sebelum pulih tanpa perawatan. Tetapi anak-anak, perempuan hamil dan mereka yang sudah menghadapi gangguan kesehatan rentan terhadap serangan yang lebih parah dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

WHO, yang mengumumkan wabah global H1N1 pada Juni silam, menyatakan sepertiga penduduk dunia atau hampir tujuh miliar orang dapat terinfeksi virus flu tersebut.

Risiko kebal obat lebih tinggi pada pasien yang menderita sistem kekebalan tubuh yang lemah dan sudah dirawat dengan menggunakan oseltamivir. Risiko itu juga tinggi pada orang yang dirawat dengan antivirus seperti prophylactic sebagai pencegahan setelah terekspos terhadap virus influenza namun tidak menderita penyakit tersebut.

Dalam kasus semacam itu, WHO memperingatkan staf medis untuk melakukan tindakan pencegahan guna mencegah penyebaran virus yang kebal obat. Dinas kesehatan juga diminta menyelidiki apakah virus yang kebal obat menyebar di kalangan masyarakat dari orang ke orang.

Pemantauan global sejauh ini telah mendeteksi 28 virus yang menunjukkan perlawanan terhadap obat. Pada masing-masing kasus, virus itu kebal terhadap  oseltamivir tapi tidak terhadap zanamivir.(LUC)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.