Sukses

Kutu Kabur, Hewan pun Sehat

Sering melihat anjing atau kucing kesayangan menggaruk-garuk badannya? Jika iya, bisa jadi itu pertanda ada kutu di tubuh mereka.

Kesehatan Hewan
Liputan6.com, Jakarta: Si Bleki tak bisa diam. Setiap saat kaki belakangnya menggaruk-garuk punggung dan telinga. Ia juga kerap menancapkan giginya ke punggung badan untuk menghilangkan rasa gatal. Usai melakukan "ritual" garuk-garuk, Bleki mengibaskan badannya. Dan ia akan menggaruk lagi seharian itu.

Anda mungkin bingung, "Apa yang terjadi dengan anjing saya?"

Ini juga bisa dialami oleh binatang peliharaan lainnya, seperti kucing, marmut, atau kelinci. Binatang jenis itu memang memiliki rambut halus di seluruh tubuhnya untuk menutupi kulit tipisnya. Bila kulit hewan Anda kemudian memerah dan terluka, tak salah lagi, mereka sudah menjadi korban kutu.

Insekta kecil pengganggu itu dapat bergerak cepat di permukaan kulit. Kemudian, kutu atau tungau akan menghisap darah mahluk yang ditunggainya. Berdasarkan penelitian, seekor kutu dewasa mampu menghasilkan sekitar 40-50 larva dalam sehari. Lebih membahayakan lagi jika kutu berpindah dari hewan ke tubuh manusia.

Sebagai tuan rumah yang baik, lebih baik menjaga kenyamanan bagi seluruh anggota keluarga dengan menciptakan lingkungan bebas kutu. Caranya:

1. Rajin memandikan hewan peliharaan.
Sehari saja Anda tidak mandi, tentu badan akan terasa gatal. Sama halnya dengan hewan peliharaan. Salah satu cara mencegah agar si Bleki tidak berkutu adalah dengan memandikannya. Ini pun harus menggunakan shampo berformula antikutu.

2. Pilih senjata pembasmi yang tepat.
Kutu berukuran besar biasanya hinggap di area punggung hewan. Namun binatang itu bisa berpindah ke perut, paha, bagian dalam, dan leher, hewan peliharaan. Untuk memberantasnya, cukup taburkan obat antikutu yang tersedia di klinik dokter hewan.

Justine Lee, DVM, DACVEC, dokter hewan dari Pet Posion Helpline, menyarankan penggunaan obat antikutu yang diteteskan di bagian tengkuk atau belakang leher. Lokasi pemakaian obat itu bisa menjangkau bagian yang tak terjilat atau yang biasa digaruk hewan peliharaan.

Bisa juga menggunakan obat yang dimasukkan ke dalam tubuh, baik diminum maupun disuntikkan. Obat jenis itu bekerja melalui peredaraan darah hewan. Hasilnya, kutu-kutu akan mati setelah menghisap darah anjing atau kucing. Namun sebelum menggunakan obat jenis itu, lebih baik berkonsultasi kepada dokter hewan karena penggunaannya menimbulkan efek yang berbeda pada setiap hewan.

3. Periksakan anjing atau kucing ke dokter hewan.
Sebelum mengambil keputusan, dokter akan memeriksa kondisi hewan peliharaan secara keseluruhan. Anda tidak perlu khawatir mengenai hasilnya karena dokter hewan biasanya memiliki etika dan lisensi khusus terkait perawatan. Misalnya, etika dalam pemotongan ekor dan telinga hewan.

4. Jaga kebersihan rumah.
Kutu muda sangat aktif dalam mencari tempat hinggap, seperti karpet dan celah dinding atau lantai. Guna menghindari dampak mobilitas binatang tersebut, bersihkan rumah yang biasa disinggahi hewan peliharaan.(www.preventionindonesia.com/OMI/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini