Sukses

Bagaimana Mengenali Gejala Kurang Tidur

Tubuh kita memberikan sinyal yang mengatakan bahwa kita sedang kelelahan. Namun kita seringkali terbiasa untuk menjalani hari-hari yang kekurangan tidur sehingga tidak menyadari betapa lelahnya kita.

Liputan6.com, Jakarta: Tubuh kita memberikan sinyal yang mengatakan bahwa kita sedang kelelahan. Namun kita seringkali terbiasa untuk menjalani hari-hari yang kekurangan tidur sehingga tidak menyadari betapa lelahnya kita. Kurang tidur bukanlah seperti utang yang bisa kita lunasi pada akhir pekan. Para ahli telah mengingatkan bahwa tidur cukup setiap hari dibutuhkan tubuh untuk mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Saat kita kelelahan karena kurang tidur, tubuh akan memberikan sinyal-sinyal sebagai berikut:

Jadi "tulalit"
Waktu tidur Anda terpaksa terpangkas karena Anda harus menyelesaikan laporan atau pekerjaan kantor esok hari. Namun, pada saat harus memberikan presentasi, Anda mendadak lupa segala detail isi laporan. Saat kita sedang kelelahan, hal yang wajar jika kita sering salah membedakan informasi yang penting dan kurang penting.
Menurut Sean Drummond PhD, peneliti masalah tidur dari University of California, San Diego, orang yang sedang capek biasanya lebih mudah mengambil risiko dengan harapan mendapat hasil maksimal. Padahal, hal itu justru sering membuat rencana berantakan.

Selalu lapar
Penelitian menunjukkan, kurang tidur bisa mengganggu kadar gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi sedikit leptin, hormon pengendali nafsu makan, dan menghasilkan lebih banyak ghrelin, kebalikan dari leptin. Karena faktor perubahan biologis ini, tak heran jika Anda masih merasa lapar meski baru saja makan.
Orang yang dilanda kelelahan kronis biasanya lebih suka mengonsumsi gula dan karbohidrat sederhana. Akibatnya, tubuh selalu menagih karbohidrat karena gula darah turun dengan cepat dan perut selalu terasa lapar.

Gampang sakit
Ini adalah tanda yang paling sering dijumpai. Orang yang kekurangan waktu tidur lebih rentan terkena infeksi. Berbagai penelitian menunjukkan, mereka yang cukup istirahat memiliki sistem imun yang lebih kuat.

Emosi yang naik-turun
Tanpa tidur yang cukup, Anda akan lebih rentan secara emosional. Dalam sebuah studi terlihat bahwa ada bagian dalam otak yang tidak cukup kuat bekerja. Dari studi itu juga bisa diambil keputusan bahwa otak sulit mengatur emosi kala tubuh kurang mendapatkan istirahat yang cukup.  Ketika kita kekurangan tidur, kita juga menemukan bahwa otak kita yang lelah menyimpan memori negatif ketimbang memori yang positif atau netral. Sebagai hasilnya, kita akan lebih mudah merasa depresi ketika kekurangan tidur.

Ceroboh
Para ahli mengungkapkan, kurang tidur akan membuat kemampuan motorik kita melambat dan kurang gesit. Akibatnya, kita jadi sering gugup, menabrak atau menumpahkan sesuatu. Hal itu disebabkan refleks kita berkurang dan otak kita kurang fokus sehingga kita jadi terlihat seperti orang ceroboh.

Agar anda terhindar dari hal-hal diatas, aturlah waktu tidur anda yang cukup karena semua ini akan membuat kesehatan anda lebih terjaga. (Dari berbagai sumber)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini