Sukses

Remaja Stres Gampang Kena Depresi

Remaja yang sering mengalami stres memiliki resiko terserang depresi saat ia dewasa. Kok, bisa?

Liputan6.com, London: Remaja yang sering mengalami stres memiliki resiko terserang depresi saat ia dewasa. Menurut penelitian yag dilakukan di Universitas Concordia di London, Inggris, stres dapat memengaruhi kesehatan mental dan menyebabkan gangguan bipolar kalangan itu.

Penelitian itu didasarkan kecemasan Mark Ellenbogen--pimpinan peneliti--atas maraknya "serangan"  depresi di kalangan remaja dan orangtua. Berdasarkan latar belakang itu, Mark dan timnya mengukur tingkat stres dengan teknik pengukuran hormon kortisol dalam air liur responden.

"Semakin tinggi kandungan hormon kortisol dalam liur, maka semakin tinggi tingkat stres seseorang. Dan kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan gangguan bipolar dan depresi yang akan dibawa sampai seseorang itu beranjak dewasa," jelas Mark.

Dikatakan Mark, kortisol adalah sesuatu yang diproduksi tubuh ketika menghadapi situasi sulit dan menantang kemampuan Anda untuk mengatasinya. "Penelitian yang kami lakukan menemukan bahwa pasien remaja yang memiliki kadar kortisol tinggi akan mempertahankan jumlah kortisolnya jika tidak segera ditangani," katanya.

Gangguan bipolar adalah gangguan pada fungsi otak. Gangguan ini menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada perasaan dan proses berfikir. Disebut bipolar karena penyakit kejiwaan ini didominasi adanya fluktuasi periodik dua kutub, yakni kondisi manis (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresif.(zeenews/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.