Sukses

Hati-hati, Seks Pun Bisa Membunuh Anda

Aktivitas intens fisik secara tiba-tiba dan aktivitas sedang, seperti jogging atau berhubungan seks, secara signifikan ternyata meningkatkan risiko terkena serangan jantung.

Liputan6.com, Chicago: Aktivitas intens fisik secara tiba-tiba dan aktivitas sedang, seperti jogging atau berhubungan seks, secara signifikan ternyata meningkatkan risiko terkena serangan jantung. Terutama, pada orang yang tidak melakukan olahraga secara rutin, demikian dikatakan para peneliti AS.

Para dokter juga sudah mengetahui sejak lama mengenai aktivitas fisik yang dapat memicu masalah jantung serius, tetapi penelitian terbaru ini juga membantu untuk mengukur tingkat risikonya, menurut Dr. Issa Dahabreh dari Tufts Medical Center di Boston, yang hasil penelitiannya ini dimuat dalam Journal of American Medical Association, Selasa (23/3).

Tim ini juga menganalisis data dari 14 penelitian yang adanya hubungan antara berolahraga, seks, dan risiko serangan jantung atau kematian jantung mendadak, atau detakan jantung mematikan yang menyebabkan jantung menghentikan sirkulasi darah.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki kemungkinan 3,5 kali lipat untuk mendapatkan serangan jantung atau kematian jantung mendadak ketika mereka tengah berolahraga, dibandingkan dengan ketika mereka yang tidak berolahraga.

Dan orang yang memiliki kemungkinan 2,7 kali lipat untuk mendapatkan serangan jantung ketika mereka tengah melakukan hubungan seks atau sesudahnya, dibandingkan dengan ketika mereka yang tidak melakukan hubungan seks. (Temuan ini tidak berlaku untuk kematian jantung mendadak karena tidak ada penelitian yang menemukan hubungan antara seks dan kematian jantung.)

Jessica Paulus, peneliti lain dari Tufts yang bekerja pada penelitian ini, juga mengatakan risiko ini memang sudah cukup tinggi saat penelitian ini dimulai. Namun, periode peningkatan risiko ini ditemukan cukup singkat. "Risiko ini tinggi hanya untuk dalam jangka waktu yang singkat (1-2 jam) selama dan setelah aktivitas fisik atau seksual," kata Paulus.

Karena itu, risiko yang terjadi pada individu selama satu tahun ini masih dianggap cukup kecil. "Jika Anda mengambil contoh 10.000 orang, setiap sesi individu dari aktivitas fisik atau seksual per minggunya dapat dikaitkan dengan kenaikan 1 sampai 2 kasus saja akibat serangan jantung atau kematian jantung mendadak per tahunnya," kata Paulus. (Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.