Sukses

Charlotte Tewas Setelah Minum Pil Anti-Jerawat

Seorang remaja 17 tahun, Charlotte meninggal dunia di rumah sakit akibat meminum pil obat antijerawat. Obat itu menyebabkan terjadinya pembekuan darah.

Liputan6.com, Maidstone: Jerawat menjadi masalah utama bagi sebagian wanita. Cara apa pun akan dilakukan untuk menghilangkan jerawat, termasuk mengkonsumsi obat antijerawat. Namun, apa jadinya jika pil antijerawat justru malah menyebabkan nyawa melayang? Laman Metro.co.uk mewartakan, Rabu (28/4), Charlotte Porter tewas setelah minum obat jerawat yang ternyata memicu pembekuan darah.

Gadis 17 tahun itu meninggal akibat mengalami Deep Vein Thrombosis (DVT) atau pembekuan darah setelah kaki kirinya mulai membengkak dan berubah menjadi ungu. Keluarga menduga bahwa penyakit ini berhubungan dengan obat jerawat yang dikonsumsinya. Sebelum kematiannya, Charlotte pernah mengeluh sakit kepada ibunya, Beverly. Ia mengatakan rasa sakit dialaminya dari pinggul ke pergelangan kakinya. Wanita berusia 47 tahun itu pun akhirnya membawa putrinya ke Rumah Sakit Maidstone, Inggris.

Charlotte sempat bercanda dan tertawa beberapa menit sebelum akhirnya jatuh pingsan di aula rumah sakit. Setelah menerima pengobatan selama dua jam dari dokter, ia dinyatakan meninggal dunia karena emboli paru dari DVT. Kondisi ini terjadi hanya beberapa jam setelah pembengkakan muncul.

Charlotte mendapatkan resep obat jerawat yang disebut dianette untuk menghilangkan jerawat yang dideritanya. Ternyata obat ini juga bertindak sebagai pil kontrasepsi. Seperti pil kombinasi lainnya, pil meningkatkan risiko penggumpalan darah yang dapat menjadi faktor penyebab kematiannya.

Pembekuan darah akibat DVT dapat terjadi ketika sirkulasi melambat saat seseorang tidak aktif untuk waktu yang lama. Kondisi ini membutuhkan penanganan khusus dan segera, karena akibatnya fatal jika pembekuan dilepaskan sehingga menghalangi aliran darah kapiler di paru-paru (emboli paru). Selain itu, dalam jangka panjang, DVT juga dapat menyebabkan masalah karena kerusakan pembuluh darah seperti nyeri dan pembengkakan pada kaki yang biasanya disertai dengan perubahan warna kulit.

Untuk mencegah terulangnya kembali kejadian serupa, keluarga Charlotte mengingatkan orang lain agar menyadari risiko mengkonsumi obat. "Kami akan mendesak semua orang tua menyadari adanya risiko yang terkait dengan obat-obatan, terutama risiko DVT," kata Beverly. (Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini