Sukses

Waspadai Disfungsi Keterampilan Motorik Anak

Keterampilan motorik anak berkaitan dengan aktivitas otot yang memberikan perintah kepada tubuh untuk bergerak. Sejumlah anak ada yang mengalami disfungsi keterampilan motorik akibat gangguan sistem syaraf.

Liputan6.com, Chicago: Keterampilan motorik anak berkaitan dengan aktivitas otot yang memberikan perintah kepada tubuh untuk bergerak. Sejumlah anak ada yang mengalami disfungsi keterampilan motorik akibat gangguan sistem syaraf. Lalu bagaimana tahu jika anak Anda menderita disfungsi ketrampilan motorik?

Berdasarkan situs nspt4kids, Ahad (30/1), waspadai jika anak menunjukkan gerakan yang canggung akibat kurang terkoordinasi atau sering berjatuh saat berjalan. Bisa jadi hal itu akibat disfungsi keterampilan motorik.

Keterampilan motorik itu sendiri ada dua macam, yakni keterampilan motorik halus dan kasar. Keterampilan motorik halus adalah keterampilan yang melibatkan penggunaan kelompok otot yang lebih kecil untuk menghasilkan tugas-tugas seperti memotong dan menulis. Sedangkan keterampilan motorik kasar adalah keterampilan yang melibatkan penggunaan kelompok otot besar untuk menghasilkan gerakan seluruh tubuh seperti sebagai merangkak, menyeimbangkan badan, dan berjalan.

Disfungsi keterampilan motorik bisa disebabkan berbagai faktor. Ketika otot dasar gerakannya terlalu rendah atau terlalu tinggi, keterampilan motorik bisa menjadi terganggu.

Seorang bayi yang nada ototnya terlalu rendah (juga dikenal sebagai hypotonic), biasanya kurang dalam gerakan struktur tubuh dan energinya. "Anak-anak kecil dengan nada otot rendah mungkin sering lebih memilih duduk, dan mungkin memiliki postur tubuh yang ringkih. Mereka juga dapat memilih untuk bersandar terhadap sesuatu, bukan dari bertopang dengan berat mereka sendiri".

Sebaliknya, ketika nada otot terlalu tinggi (juga dikenal sebagai hypertonic) anak-anak mungkin tampak agak kaku dan mungkin mengalami kesulitan bergerak dengan cara alami. Mereka juga memiliki kesulitan menunjukkan gerakan-gerakan halus.

"Anak-anak yang mengalami kesulitan melakukan tugas motorik tertentu dapat menjadi patah semangat dan mengungkapkan rasa frustrasi mereka secara lisan. Orangtua seharusnya mempertimbangkan untuk mengawasi lebih dekat pada reaksi anak mereka dengan aktivitas fisik, dan perhatikan jika anak mereka menggunakan bahasa seperti "Saya tidak suka menggambar" atau "Aku benci olahraga. Ini mungkin menjadi tanda suatu disfungsi keterampilan motorik dasar".

Motorik mengembangkan keterampilan secara bertahap, dengan sering memperkuat bagian atas tubuh anak dan bekerja ke bawah. Anak pertama kali mengontrol mata dan wajah mereka, diikuti oleh penguatan otot-otot leher untuk menegakkan kepalanya ke atas. Setelah tubuh menetapkan kekuatan leher, bahu, lengan atas dan tangan mulai mendapatkan kekuatan otot. Batang tubuh kemudian memperkuat, diikuti oleh, panggul pinggul, dan kaki.

Praktik dan pengulangan adalah alat yang paling berguna ketika membantu anak meningkatkan kemampuan motoriknya. "Berlatih tugas-tugas sederhana seperti tulisan tangan dan mewarnai adalah penting. Kegiatan atletik low-impact, seperti berenang, berjalan, dan yoga adalah cara membantu untuk memasukkan latihan dalam rutinitas sehari-hari anak Anda". (MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini