Sukses

Konsumsi Susu Indonesia Terendah di Asia Tenggara

Rendahnya tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia bukan saja karena faktor kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah. Tetapi juga faktor kurangnya kesadaran atau kemengertian manfaat susu bagi kesehatan.

Liputan6.com, Medan: Tingkat konsumsi susu di Indonesia terendah di Asia Tenggara. Padahal, konsumsi susu per kapita nasional tahun ini naik cukup tinggi dari 7,7 liter pada 2008 menjadi 11,7 liter.

"Tingkat konsumsi susu Indonesia itu di bawah Vietnam yang mencapai 15 liter. Ini memprihatinkan," kata Trade Marketing Director Frisian Flag Indonesia, Hendro H Poedjono di Medan, Sumatra Utara, Senin (13/12).

Menurut Hendro, rendahnya tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia bukan saja karena faktor kemampuan ekonomi masyarakat yang masih rendah. Tetapi juga faktor kurangnya kesadaran atau kemengertian manfaat susu bagi kesehatan dan kecerdasan serta kurangnya sosialisasi tentang minum susu tersebut.

Dia memberi contoh sosialisasi yang kurang itu, iklan "Empat Sehat Lima Sempurna" yang dahulu sangat akrab di telinga masyarakat, dewasa ini jarang bahkan nyaris tidak terdengar lagi. "Pemerintah diharapkan lebih serius mengampanyekan pentingnya minum susu," kata Hendro.

Spesialis gizi klinis dr Samuel Oetoro, MS, SpGK menyebutkan, Indonesia masih berada di urutan ke 111 dari 182 negara dalam Human Developmnet Index. Di sana disebutkan satu penyebabnya adalah karena Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam kesehatan, khususnya terkait gizi kurang. "Kampanye minum susu harus digalakkan karena susu sangat penting bagi tubuh manusia," katanya.

Untuk sehat, kata Samuel, perlu gizi seimbang yang bisa diperoleh dari konsumsi beraneka makanan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Susu adalah sumber nutrisi terbaik, tidak hanya mengandung kalsium yang tinggi untuk tulang. Tetapi juga mengandung gizi utama seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Manusia membutuhkan susu sedikitnya 500 cc setiap hari.(Ant/ULF)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini