Sukses

Terapi Rel Dilarang, "Pasien" Makin Banyak

Terapi listrik di rel Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, terus berlangsung meski telah dilarang. Peserta terapi malah bertambah banyak karena warga merasa lebih baik dari sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta: Terapi listrik di rel Stasiun Rawa Buaya, Jakarta Barat, terus berlangsung meski telah dilarang. Peserta terapi malah bertambah banyak karena warga merasa lebih baik dari sebelumnya.

Sri Mulyati sudah 13 tahun berusaha mengobati penyakit diabetes, kolesterol, asam urat, dan darah tinggi yang dideritanya. Tapi tak kunjung membaik. Ia kemudian mencoba terapi rel listrik ini. Setahun sudah ia berjemur di bawah terik matahari untuk merasakan listrik melejut-lejut tubuhnya.

Sama halnya yang dirasakan Kusmiati. Ia mengaku tak peduli dengan larangan terapi listrik di rel. Ia tetap lakukan terapi agar badan sehat. "Sehat makanya mau datang setiap hari. Kalau enggak enak ngapain datang," katanya.

Kusmiati juga mempertanyakan alasan pelarangan. Pasalnya, mereka setiap terapi selalu memantau jadwal kereta. "Kenapa mesti dilarang? Ada kereta mau datang, kita pada bangun," jelasnya.

Berita rel listrik bisa menyembuhkan berbagai penyakit beredar dari mulut ke mulut. Warga yang datang pun makin banyak. Bahkan PT Kereta Api  Indonesia sudah mengeluarkan larangan. "Terapi ini jelas dilarang. Masa rel untuk terapi. Ini juga menyesatkan karena bukan untuk penyembuhan penyakit," kata Kepala Daerah Operasi (Daops) I Jakarta, Purnomo Radiq.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini