Sukses

Terapi Rel Listrik Dinilai Berbahaya

Terapi listrik di lintasan kereta api Stasiun Rawabuaya, Jakbar, dinilai berbahaya dari sisi medis. Aliran listrik yang tak terukur dapat merusak organ dalam manusia.

Liputan6.com, Jakarta: Terapi rel listrik di perlintasan kereta api Stasiun Rawabuaya, Jakarta Barat, Jumat (22/7), semakin diminati. Larangan PT Kereta Api Indonesia seakan tidak digubris, buktinya jumlah peserta terapi terus bertambah.

Dari kacamata medis, kegiatan yang melibatkan energi listrik ini belum terbukti khasiatnya. Voltase listrik yang tidak terukur justru berbahaya bagi tubuh.

"Kita kan tidak tahu ya seberapa besar tenaga elektro magnetnya. Dikhawatirkan tidak menyembuhkan, namun justru merusak organ dalam manusia," tutur dokter ahli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Salemba, Jakarta, Fitri Oktaviana, Jumat (22/7).

Larangan demi larangan dianggap peserta terapi bak angin lalu. Sri Mulyati, misalnya. Wanita ini sudah 13 tahun mencoba mengobati penyakit diabetes, kolesterol, asam urat, dan darah tinggi yang dideritanya. Ia mengaku terapi rel listrik membuat kondisinya lebih baik [baca: Terapi Rel Dilarang, "Pasien" Makin Banyak].(WIL/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini