Sukses

Berpuasa Cegah Kepikunan

Liputan6.com, New York: Berpuasa yang menahan lapar dan dahaga mempunya segudang manfaat bagi kesehatan. Selain mencegah kanker, puasa juga bisa mencegah kepikunan.

Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat menyimpulkan bahwa berpuasa akan memperkuat otak sekaligus menurunkan berat badan. Penelitian yang dilakukan The National Institutes for Aging awalnya hanya pada binatang percobaan. Mereka diberi makanan dengan kalori minimum dan hasilnya justru berumur dua kali lebih panjang.

Percobaan selanjutnya dilakukan pada manusia dan ternyata manfaatnya dapat melindungi jantung, sistem peredaran darah, dan melindungi otak dari penyakit tua seperti Alzheimer.

"Tidak adanya energi ternyata memperpanjang umur dan melindungi otak serta sistem jantung dari penyakit-penyakit yang biasanya muncul pada masa tua," kata Mark Mattson, kepala laboratorium neurosains di NIA sekaligus professor bidang neurosains di John Hopkins University, Baltimore, Amerika Serikat.

Dalam percobaan terhadap sekelompok tikus, mereka hanya diberi makan pada hari-hari tertentu sedangkan kelompok lain diberi makan setiap hari. Kedua kelompok tikus boleh makan sebanyak mungkin pada hari-hari tertentu dan hasilnya, kedua kelompok tikus tidak ada perbedaan dalam jumlah kalori yang mereka makan.

Menurut profesor Mattson, tikus yang berpuasa ternyata lebih sensitif terhadap insulin dan tak perlu banyak memproduksi hormon. Biasanya, insulin dalam kadar tinggi dapat melemahkan otak dan diabetes. Insulin berguna untuk mengendalikan kadar gula yang terdapat dalam kandungan makanan.

Otak kedua kelompok tikus itu kemudian diteliti dan ternyata kelompok yang berpuasa memiliki sinapsis otak yang berfungsi lebih baik. Sinapsis otak merupakan pertemuan antara sel-sel otak yang mempercepat sel baru serta mencegah stres.

Sebelumnya, para penelitian menyimpulkan bahwa puasa dapat membantu manusia terhindar dari kanker. Menurut para peneliti, berpuasa dapat membuat sel dalam posisi "survival mode" sehingga lebih mampu melawan stres dan kerusakan akibat kemoterapi. (ANT/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini