Sukses

Gen "Macho" Pembuat Pria Lebih Agresif Ditemukan

Para ilmuwan meyakini bahwa mereka telah menemukan gen 'macho' yang membuat pria berperilaku lebih agresif saat di bawah tekanan dibandingkan wanita.

Liputan6.com, London: Para ilmuwan meyakini bahwa mereka telah menemukan gen "macho" yang membuat pria berperilaku lebih agresif saat di bawah tekanan dibandingkan wanita.

Gen tersebut bisa menjelaskan mengapa pria bertindak kasar dan pemarah sementara wanita cenderung mencoba meredakan situasi. Selain itu, penemuan itu juga bisa menjelaskan mengapa beberapa kondisi seperti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), autisme dan penyakit parkinson yang banyak mempengaruhi pria ketimbang wanita.

Peneliti Australia telah meneliti bahan kimia yang dikeluarkan pria ketika mereka tertekan dan bagaimana pengaruhnya dengan prilaku mereka. Dan gen itu adalah SRY yang hanya ditemukan di Y.

Gen ini sebelumnya diperkirakan terlibat dalam perkembangan karakteristik laki-laki di dalam kandungan. Namun Dr Joohyung Lee and Professor Vincent Harley dari Institute Prince Henry di Melbourne menunjukkan protein itu benar-benar ada di otak dan organ pria dewasa. Studi ini akan dipublikasikan di Journal BioEssays sebagaimana dilansir Dailymail, Kamis (8/3).

Mereka menunjukkan gen tersebut dapat mengatur hormon stres dan tekanan darah yang menyebabkan pria emosional yang membuat jantungnya berdebar cepat dan adrenalin mengalir melalui pembuluh darah mereka yang memicu agresi.

Pada wanita, psikolog percaya perilaku ini dimentahkan oleh pelepasan hormon estrogen dan oksitosin. "Reaksi bertindak kasar dan agresif lebih dominan pada laki-laki, sementara perempuan mengadopsinya kurang agresif dengan respon bersahabat," kata Dr Lee.

"Bukti baru menunjukkan bahwa gen SRY memberikan "kelelakian" dengan bertindak langsung pada otak dan jaringan perifer untuk mengatur gerakan dan tekanan darah pada pria".

"Dalam pandangan ini, kami mengemukakan SRY memberikan dasar genetik untuk menjelaskan mengapa merespon dengan kasar".

Meskipun penelitian ini utamanya dilakukan pada pria, dengan tidak ada langsung membandingkannya pada wanita yang tertekan, mereka percaya penelitian tersebut bisa membantu psikolog dan mengarahkan pada pengobatan baru untuk gangguan kepribadian.

Penelitian pada tikus dan manusia menemukan bahwa protein SRY ada di otak, jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan testis. Mereka percaya Gen SRY itu mengatur produksi katekolamin, hormon stres termasuk adrenalin. Hormon ini menyebabkan tindakan kasar, reaksi fisik dari ancaman, yang dialami semua hewan, di mana hormon menimbulkan gejala seperti mempercepat jantung berdebar, pencernaan lambat, pupil melebar, dan gemetar.

Sementara, wanita telah terbukti memiliki respon yang berbeda dengan melindungi anak mereka atau mencoba untuk mengurangi ketegangan dengan mencari dukungan orang lain.(MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini