Sukses

Penyebaran HIV di Rusia Naik Lima Persen

Sepanjang tahun 2011, Rusia mengalami peningkatan hingga lima persen pada jumlah penderita infeksi HIV baru sekitar 62.000 kasus. Ada indikasi kaum perempuan di Rusia lebih mudah terkena inveksi HIV.

Liputan6.com, Moskow: Sepanjang tahun 2011, Rusia mengalami peningkatan hingga lima persen pada jumlah penderita infeksi HIV baru sekitar 62.000 kasus. Peningkatan ini terjadi di tengah kekhawatiran tanda-tanda penularan secara heteroseksual dan perempuan yang semakin berisiko. Demikian yang dilaporkan situs AFP, Senin (12/3).

"Pada 2011, 62.000 kasus infeksi HIV baru tercatat di negara itu," kata Gennady Onishchenko, kepala badan perlindungan kesehatan Rusia, yang dikutip oleh kantor berita Rusia. Ia menambahkan, lebih dari 600.000 kasus infeksi HIV telah tercatat di Rusia sejak tahun 1987, meskipun jumlah ini jauh lebih rendah dari perkiraan oleh PBB yang sekitar 980.000 orang.

Ia juga menyatakan keprihatinan bahwa perempuan semakin mudah terkena virus dan di 13 provinsi di Rusia lebih dari setengahnya yang terinfeksi HIV adalah perempuan. Onishchenko mengatakan, penularan virus antara heteroseksual kini terus meningkat dan telah menyumbang 39,9 persen dari total infeksi. Namun, sebagian besar infeksi baru sekitar 57,6 persen masih disebabkan jarum suntikan narkoba.

Rusia sudah sejak lama dikritik oleh badan-badan internasional karena gagal menghabiskan uangnya untuk menggencarkan program anti-HIV dan tidak menargetkan kelompok yang paling berisiko seperti pengguna narkoba, homoseksual, dan pelacur.

Andrei Zlobin, kepala asosiasi korban HIV Rusia, mengatakan bahwa perjuangan keseluruhan melawan virus mematikan di negara ini ditandai oleh kurangnya efisiensi, dengan statistik kontradiktif dan kurangnya strategi pemerintah.

"Pertanyaan besar adalah mengapa negara yang menghabiskan begitu banyak secara material tidak memiliki efisiensi tersebut," katanya kepada AFP.

Perang melawan HIV, virus penyebab AIDS, adalah pertempuran sosial utama bagi pemerintah Rusia di wilayah yang infeksinya menyebar lima kali lebih cepat dari rata-rata global. Tetapi, para aktivis sudah lama mengatakan bahwa pertarungan tengah terhambat oleh stigma sosial lanjutan yang melawan kelompok risiko tinggi seperti homoseksual dan pengguna narkoba. (Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini