Sukses

Diagnosis Malaria Lewat Video Game

Permainan video game <EM>crowdsourcing</EM> diklaim dapat mempersingkat waktu dalam membedakan sel-sel darah merah yang terinfeksi.

Liputan6.com, Los Angeles: Seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukan cara baru untuk mendiagnosis penyakit malaria. Adalah permainan video game crowdsourcing yang diklaim dapat mempersingkat waktu dalam membedakan sel-sel darah merah yang terinfeksi. Dengan demikian, pola-pola sel darah asli dapat dilihat, sehingga dapat diketahui sejauh mana virus malaria terjangkit di dalam tubuh.

Permainan ini diciptakan oleh para peneliti di Henry Samueli School of Engineering and the Applied Science UCLA dan David Geffen School of Medicine. Dalam crowdsourcing, para pemain akan dikenalkan tutorial singkat mengenai karakteristik sel darah yang terinfeksi.

Para gamer kemudian akan disajikan enam kotak dengan delapan sel darah. Tujuan permainan ini adalah menggunakan salah satu alat untuk menetralkan sel jahat dan memilih sel-sel sehat yang tersisa. Setelah menyelesaikan sebuah tahap permainan, pemain diberikan panduan lain untuk menganalisis.

Sejauh ini, relawan terlatih di University of California Los Angeles berhasil mendiagnosis sel darah yang terinfeksi malaria dengan tingkat ketepatan yang mendekati ahli patologi terlatih. Permainan ini akan membutuhkan waktu yang jauh lebih cepat untuk mendiagnosis dibanding melalui diagnosa dokter.

Dengan variasi tingkat ketepatan sebesar 1,25% dibandingkan profesional kesehatan, video game ini dapat dijadikan sebagai cara pengobatan malaria yang lebih baik. "Permainan ini diciptakan berdasarkan pemikiran bahwa jika secara hati-hati menggabungkan keputusan banyak orang, termasuk yang bukan pakar, maka forum akan menjadi sangat kompetitif. Respon 1 orang mungkin baik, tetapi jika menggabungkan 20 sampai 50 orang atau para pakar dan para pemain video game bersama-sama, tingkat ketepatan akan sangat tinggi," kata Pakar Teknik Elektro dan Bioteknologi University California Los Angeles, Aydogan Ozcan.

Untuk saat ini, crowdsourcing masih difokuskan pada diagnosis malaria. Tetapi tidak menutup kemungkinan, game ini bisa digunakan untuk berbagai keperluan biomedis dan lingkungan. Permainan ini dapat dimainkan siapa saja di seluruh dunia lewat berbagai perangkat komputer, mulai dari ponsel hingga komputer pribadi.(Computerworld/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini