Sukses

Pemilik Darah AB Berisiko Besar Berpenyakit Jantung

Sebuah penelitian menunjukkan golongan darah seseorang berhubungan dengan risiko penyakit jantung

Liputan6.com, Massachusetts: Berita bagus bagi Anda yang bergolongan darah O. Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa si pemilik darah O berisiko lebih rendah terserang jantung. Risiko terbesar dimiliki si pemilik darah AB.

Peneliti Harvard, Dr Lu Qi, menganalisa risiko jantung dengan meninjau data yang dikumpulkan dari 62.073 perempuan yang berpartisipasi Nurses' Health Study, yang diluncurkan pada tahun 1976. Dan dari 27.428 pria yang ikut dalam Health Professionals Follow-up Study, yang diluncurkan pada 1986

Analisa itu disesuaikan dengan sejumlah faktor risiko penyakit jantung, termasuk pola makan, diabetes, jenis kelamin, status, dan ras, Rabu (15/8).

Qi dan teman-temannya menemukan bahwa tipe darah AB memiliki risiko terbesar, yakni 20 persen lebih besar dibandingkan mereka yang berdarah O. Tipe B berisiko 11 persen lebih besar, dan tipe A diperingkat ketiga dengan risiko 8 persen lebih besar.

Peneliti juga membandingkan hasil mereka dengan studi lainnya yang merekam faktor yang sama. Dari total tujuh penelitian, seseorang yang memiliki darah non-O 11 persen risiko tinggi dibandingkan yang berdarah O

Sementara faktor Rh, baik positif atau negatif, tidak berhubungan dengan perbedaan dalam risiko jantung.

Analisa ini tidak dirancang untuk mengidentifikasi alasan mengapa jenis darah dapat mempengaruhi risiko penyakit jantung. Tapi para peneliti mencatat individual dengan non-O memiliki dua protein yang terlibat pada pembekuan dan aterosklerosis dalam jumlah yang lebih tinggi.

Dan orang dengan Tipe darah A, dilaporkan memiliki kolesterol serum total dan LDL (kolesterol jahat) dengan tingkat yang tinggi.

Penelitian ini muncul dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology, yang dipublikasikan American Heart Assn.

Qi mengatakan, mereka akan mempelajari lebih dalam lagi hubungan tipe darah dengan risiko penyakit jantung. Sehingga dapat membantu dokter dalam memberikan saran kepada pasian.

"Temuan kami ini dapat membantu dokter lebih memahami siapa yang berisiko mengembangkan penyakit jantung," ujar Qi.

Dengan temuan ini, lanjut Qi, mereka yang berisiko tinggi akan lebih termotivasi untuk melakukan perubahan yang bisa menurunkan kesempatan mereka terkena jantung. Seperti mengadopsi gaya hidup sehat, makan yang benar, tidak merokok dan rajin olahraga.(latimes/news.com.au/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.