Sukses

Wanita Mudah Terangsang Nggak Gampang Jijik

Terangsang yang dimaksud dalam artikel ini tak ada hubungannya dengan kegiatan di ranjang. Kondisi yang dimaksud di sini adalah kaum wanita yang mudah terangsang secara seksual bisa mengurangi perasaan jijik.

Liputan6.com, Den Haag: Terangsang yang dimaksud dalam artikel ini tak ada hubungannya dengan kegiatan di ranjang. Kondisi yang dimaksud di sini adalah kaum wanita yang mudah terangsang secara seksual bisa mengurangi perasaan jijik.

Penelitian dini dipimpin Charmaine Borg dari University of Groningen di Belanda. Ia meminta peserta perempuan untuk menyelesaikan berbagai perbuatan yang kelihatannya menjijikkan seperti dikutip dari laman Dailymail, Jumat (14/9).

Sebanyak 90 perempuan heteroseksual diminta menyelesaikan 16 tugas yang berbeda. Contohnya saja minum dari cangkir dengan serangga di dalamnya atau mengelap tangan mereka dengan tisu yang sudah digunakan, menempelkan jari mereka di mangkok yang penuh dengan kondom yang sudah digunakan.

Namun para responden itu tidak tahu kalau serangga yang di dalam cangkir itu palsu dan terbuat dari plastik yang dicat, kondom yang katanya bekas pakai itu bersih dan hanya dikasih pelumas buatan.

Para wanita itu dibagi dalam tiga kelompok dan sebelum melakukan tugas, mereka disuruh menonton film erotis. Kondisi ini dimaksudkan agar subyek yang diteliti bisa terangsang gairah seksual mereka.

Salah satu kelompok menyaksikan "perempuan erotis", sementara yang lain menonton olahraga ekstrim, dan yang ketiga menonton video dari kereta api, yang dimaksudkan untuk menawarkan respon netral. Kelompok-kelompok itu kemudian diminta minum dari cangkir berisi serangga.

Hasilnya, subyek yang terangsang menanggapi tugas dengan perasaan kurang jijik dibandingkan dengan subyek yang tidak terangsang. Temuan itu menunjukkan bahwa kondisi terangsang memiliki beberapa efek respon jijik pada perempuan.

"Wanita (yang) secara seksual terangsang lebih bersedia untuk menyentuh dan melakukan tugas-tugas yang menjijikkan," ujar Borg.

Temuan ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa kurangnya gairah seksual dapat mencegah berkurangnya rasa jijik dan mual, yang  berhubungan dengan kecenderungan menghindar.

Kelompok yang menonton tayangan yang erotis berhasil menyelesaikan sebagian besar tugas yang diberikan kepada mereka, dibandingkan dengan kelompok lain.(MEL)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.