Sukses

Sedot Lemak, Jalan Pintas Berbahaya Menuju Langsing

Bagi kebanyakan wanita, cantik identik dengan tubuh langsing ideal. Hal ini mendorong wanita mengambil jalan pintas untuk mengurangi lemak dalam tubuh. Salah satunya dengan operasi sedot lemak.

Liputan6.com, Jakarta: Menjadi cantik adalah idaman banyak wanita. Postur tubuh yang tinggi langsing bagi kebanyakan wanita identik dengan kecantikan seseorang. Namun, timbunan lemak di beberapa bagian tubuh seperti dagu, pipi, lengan, perut, pinggul, dan bokong terkadang menjadi masalah yang membuat kepercayaan diri wanita berkurang.

Untuk itu, banyak wanita sering mengambil jalan pintas untuk mengurangi lemak dalam tubuh. Salah satunya adalah dengan operasi sedot lemak atau liposuction. Teknik ini dilakukan dengan membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak dengan tenaga vakum.

Namun belakangan cara ini tidak terlalu disarankan para dokter karena mengandung risiko yang tinggi. Teknik ini hanya bisa dilakukan oleh dokter yang ahli dengan ketentuan yang ketat. Sebab operasi ini mempunyai efek samping dari mulai komplikasi, yaitu kulit tidak rata, infeksi, pendarahan, sampai pada kematian.

Salah satunya menimpa Atie Wagiarti Soekandar, yang meninggal tahun lalu karena malapraktik. Senin (30/3), Hakim Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia akhirnya menjatuhkan sanksi pada dokter spesialis bedah plastik, dokter Theddeus Octavianus. Sanksi tersebut berupa pencabutan tanda registrasi selama empat bulan. Ia dinyatakan melanggar disiplin dokter saat menyedot lemak.

Menurut dokter Marius Widjajarta, yang juga Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), cantik tak bisa ditempuh dengan jalan pintas. Jika ingin langsing, sebaiknya para wanita berolahraga secara teratur untuk menghilangkan lemak.(TES)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.