Sukses

Ramping Yes, Susut Cepat No!

Diet ekstrem dengan mengurangi jumlah dan porsi makanan memang terkadang berhasil menurunkan berat tubuh secara drastis. Namun, efeknya justru dapat membahayakan tubuh Anda. Mengapa?

Liputan6.com, Jakarta: Buat mendapatkan tubuh ramping dan ideal, Anda mungkin diet dengan mengurangi konsumsi makanan. Misalnya, mengurangi porsi makan, baik dari frekuensi makan dalam sehari maupun dari porsinya. Bisa pula semaksimal mungkin memangkas kalori, protein, dan lemak supaya tubuh cepat langsing. Banyak yang berhasil dengan cara itu. Bobot tubuh menyusut dalam dua minggu. Namun ternyata penyusutan kilat ini membahayakan tubuh.

Saat berat menyusut secara drastis, tubuh kehilangan banyak cairan secara drastis pula. Ini bisa membuat Anda mengalami sakit kepala, mudah lelah, dehidrasi, kulit kering, rambut rontok, tak tahan dingin, osteoporosis, gairah seks menurun, hingga siklus menstruasi yang jadi kacau. Padahal, tujuan diet adalah membuang lemak tubuh, bukan cairan yang penting untuk tubuh.

Menurut dokter Samuel Oetoro, spesialis gizi klinik dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, orang yang hendak diet harus mengubah persepsi terhadap diet. "Diet bukanlah semata-mata mengurangi semua porsi makan kita, melainkan memilih porsi yang sehat dan seimbang. Karena bagaimana pun juga tubuh tetap butuh karbohidrat, protein, dan lemak untuk melakukan metabolisme," jelas dia, belum lama ini.

Tak hanya itu, biasanya diet yang menyebabkan tubuh susut drastis dalam waktu cepat, bobot akan kembali meningkat dengan waktu cepat pula, malah dua kali lebih berat dari semula. Karena biasanya, setelah puas melihat angka timbangan, maka orang yang diet akan kembali ke pola makanan asal. Ini menyebabkan otot-otot yang kosong kembali diisi dengan timbunan lemak.

Maka dari itu, diet yang baik adalah Anda harus tahu berapa besaran kalori yang dibutuhkan (biasanya 2.000-2.200 kalori per hari untuk orang dewasa). Dan, berapa jumlah yang aman untuk dikurangi saat Anda menjalani program diet? Setelah memahami pola pengurangan kalori yang ideal, Anda harus melengkapinya dengan pemilihan menu makan yang sehat. Lengkapi dengan olahraga rutin.

Lebih jauh Samuel mengatakan, dengan menjalani pola diet sehat seperti itu selama enam bulan, berat tubuh akan lebih proporsional dan stabil. Tidak mengalami sindrom yoyo, yakni penurunan yang diikuti kenaikan bobot yang drastis dan justru bertambah. Prinsipnya, tubuh menyusut teratur dan stabil.(PAG/ANS/preventionindonesia.com)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini